Inilah Metode Pengawetan daging yang Mudah Dilakukan

By. Alfian Andi A. - 20 Jul 2023

Bagikan:
img

papuamitra.comDaging merupakan sumber protein hewani yang banyak diminati oleh masyarakat. Daging sendiri dapat diperoleh dari sapi, kambing, domba, kerbau maupun dari unggas. Banyaknya sumber daging sendiri membuat jumlah olahan daging semakin banyak. Hal ini mendorong masyarakat untuk menyimpan daging guna diolah dikemudian hari. Metode pengawetan sendiri merupakan teknik untuk menyimpan daging agar bisa dikonsumsi dikemudian hari. Bagi sebagian masyarakat tentunya penyimpanan daging dilakukan dengan pendinginan atau disimpan dikulkas, tetapi bagi masyarakat didaerah metode pengawetan masih dilakukan dengan cara tradisional. Banyak sekali metode pengawetan secara tradisional yang dilakukan muali dari cara basah sampai cara kering. Berikut cara pengawetan atau penyimpanan daging yang dapat kita coba:

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Daging Sapi

PENGAWETAN DAGING

1. Penyimpanan beku

Penyimpanan beku tentunya kita sudah familiar, penyimpan ini dilakukan dengan prinsip pengaturan suhu rendah guna mencegah bakteri untuk berkembang yang dapat merusak kualitas daging. Alat yang dapat dengan mudah kita jumpai adalah kulkas. Daging yang mau disimpan tinggal dimasukkan plastik dan dimasukkan dalam freezer agar daging tersebut beku. Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan daging tidak dapat membunuh bakteri, sehingga jika daging beku misalnya di keluarkan dari penyimpanan dan di biarkan mencair kembali (thawing), pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat kembali. Pendinginan dan pembekuan masing-masing juga berbeda pengaruhnya terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat lainya.

2. Pengasapan

Pengasapan merupakan teknik tradisional pengawetan daging yang sampai sekarang masih dilakukan sebagian masyarakat. Selain cara yang mudah teknik ini sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat. Prinsip dari teknik ini adalah penimbunan senyawa kimia dalam asap yang melapisi permukaan daging sehingga dapat menekan perkembangan bakteri. Proses pengasapan konvensional yaitu dengan menggantungkan produk dalam rumah pengasapan selama 4-8 jam pada suhu 35-40°C atau meletakkan beberapa jam dalam suatu ruangan dimana asap disalurkan dari pembangkit asap yang terdiri dari suatu roda penggiling dan suatu tongkat kayu.

3. Penggaraman

Penggaraman merupakan salah sat teknik penyimpanan daging paling tua. Prinsip dati metode ini adalah menarik air yang ada didalam daging menggunakan garam sehingga mencegah dari pertumbuhan bakteri. Pengawetan ini terdiri dari 2 proses, yaitu proses penggaraman itu sendiri dan proses pengeringan. Proses ini bertujuan untuk mempertahankan warna, aroma, dan tekstur pada daging agar tetap berkualitas baik saat disimpan. kelemahan metode penggaraman ini dapat mengubah rasa daging menjadi lebih asin.

4. Pengeringan

Prinsip metode ini sama dengan namanya yaitu daging dikeringkan agar air dalamnya berkurang sehingga mengambat dari pertumbuhan bakteri. Prosesnya cukup mudah yaitu menjemur daging di bawah sinar matahari, udara panas, atau melalui permukaan sesuatu yang telah dipanaskan, menggunakan garam dan gula untuk mengendalikan kegiatan air lebih lanjut dan berfungsi sebagai penghambat selektif terhadap kegiatan enzim dan mikro organisme. Akan tetapi kekurangan dari metode ini membuat rasa dari daging akan sedikit berubah karena kandungan air didalamnya yang berkurang.

Baca juga: Manfaat Susu Kambing dibanding Susu Sapi

5. Fermentasi

Proses fermentasi adalah proses dimana mikroorganisme yang digunakan dlam proses mengubah kabrohidrat menjadi alcohol/asam. Alcohol dalam proses ini berguna sebagai pengawet alami dan memberi citarasa pada daging. Proses ini memiliki kekurangan dengan dilakukan proses fermentasi akan membuat daging meiliki rasa sedikit asam yang menurut sebagian orang merusak citarasa dari daging tersebut dan mengganggu sistem pencernaan.








Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp